Rabu, 22 November 2017 | By: Unknown

Jungkat-Jungkit



Jungkat-jungkit bergerak sedemikian rupa.
Ia memang sakit, tetapi tak pernah mengeluh sakit
dan juga tak pernah merasa bahagia. 
Ia pula tak mengeluh kalau ia tua

Kepekaan Tentu Atas IzinNya



Dunia ini menyimpan banyak rahasia,
pula isyarat yang dinampakkan dari berbagai kejadian apapun itu.
Kepekaan tiadalah terasa sekalipun begitu peka,
bila tak diizinkanNya.

Ukirlah Sejarahmu



Menjadi tua adalah pasti.
Tidak dengan menjadi dewasa yang merupakan pilihan.
Petuah lama.

Lampu yang Terdiam Ketika Jalanan Sedang Padat



Jalanan padat dan merayap. Terik matahari cukuplah menyengat juga.

Mengenai Pertanyaan Ibu


Asap kopi masih saja mengepul di atas cangkirnya. Aromanya pula menyengat kuat menandakan kopi pahit yang begitu nikmat. Suara gemericik sungai yang jernih, menambah kenikmatannya.
"Aswin ..., ini apa artinya Nak?"
"Arti apa Bu?"

Mengenai Tuntutan



Banyak yang menuntut menjadi diri kita untuk sama seperti orang lain. Terlebih lagi oleh orang terdekat dan juga keluarga kita, tanpa memikirkan apa-apa yang ada pada diri kita. Pula pada apa-apa yang memang sedang kita inginkan sewaktu dulu.
Selasa, 10 Oktober 2017 | By: Unknown

Percayalah



Percayalah,
bahwasannya Dia memberikan apapun kepada kita
sesuai dengan kemampuan yang memang ada pada diri kita,
sesuai pula dengan pada apa yang kita minta

Pergi dan Juga Kembali



Setiap yang telah pergi
akan kembali pula pada tempat di mana ia seharusnya kembali lagi.

Sekelumit Di Dunia Ini



Diberi hati,
meminta empedu,
bahkan juga meminta ginjal bahkan paru-paru.

Apa Tagline Kalian, Hari Ini?



Hari senin,
Hari pertama dalam hitungan minggu tentunya.
Banyak yang mengeluh pada hari senin.
Sampai tercipta tagline, I Hate Monday!

Berbeda



Terkadang berbeda adalah tekanan.
Namun, dibalik itu terdapat suatu makna,
suatu pembeda daripada yang lain.

Temukan



Kali ini mengenai perjalanan tiada henti dalam mengejar pada sesuatu hal yang jelas sesuatu hal yang hanya diketahui oleh pengejarnya saja.
Tak mau ditunjukkan? Saya rasa tidak perlu. Sebab cukup pada beberapa orang yang nyaman untuknya yang dapat diajak berbicara dan berdiskusi pada apa yang telah dikejar oleh pengejar.
Rabu, 13 September 2017 | By: Unknown

Senja di Ujung Dewata



(Oleh: Andrew A. Navara & TR. Lubis)


"Maaf, aku harus pergi."
"Bisa kan ditunda sampai besok?"
"Tiketnya sudah dibelikan adik, jadi besok aku harus sudah ada di Bandara."
"Kenapa sih, selalu tiba-tiba? Kenapa selalu nggak pernah cerita?"
"Maafkan aku."
Sabtu, 09 September 2017 | By: Unknown

Kata Mereka, Mengenai Definisi Menulis pada Tanduk Rusa


Tepat tanggal, 12 Juli 2017. KMO Batch 10 sudah dimulai. Kali ini, saya kembali menjadi Penangung Jawab di dalam kelas/grup kecil 10_A5. 
Cukup banyak memang peserta yang mengikutinya. Dan memang seperti biasa, pertemuan pertama, semua peserta Nampak sekali antusias dan semangat tinggi untuk belajar bersama. Namun, bukan berarti dengan seiringanya kelas berjalan, hingga menjelang akhir bukan berarti mereka loyo. Tentu …, tentu tidak.
Selasa, 05 September 2017 | By: Unknown

Bunglon

Heran saya sama orang tersebut. 
Ketika gurunya berlagak A. 
Maka ia akan menjadi A. 
Ketika gurunya berhaluan lain dan menjadi B. 
Maka ia akan menjadi B. Dan seterusnya.

Aku yang Tak Menahu



Aku tidak sedang menciptakan musuh. Namun musuh tercipta dengan sendirinya karena apa yang telah dilihat dan dirasa pada apa yang kulakukan kepadanya.
Hati sudah berhati-hati untuk memerikan rasa kepadanya, tetapi apa dikata? Tetap saja, hati dikoyak olehnya. Didiamkan, malah menjadi. Didiamkan malah harga diri diinjak dan terasa sekali harga diri tergadaikan. Aku tahu, bertindak sama halnya dengan menujukkan kelemahan dan tidak akan menyelesaikan segalanya. Namun, apa yang akan terjadi bila tidak ditindak.

Tak Sebagaimana

Tak sebagaimana kata orang, mengenai dirimu.
Senin, 24 Juli 2017 | By: Unknown

Antara Diam dan Juga Sebab



Aku hanya terdiam, seperti kambing dungu yang terdiam sedang menikmati suara gemerisik rerumputan panjang hijau. Melihatnya lekat-lekat hingga menanti rerumputan itu masak dan siap untuk disantap. Sesekali dalam penantian itu, memakan rerumpun garing yang sudah tak layak untuk dimakan, karena jarak umput dan tanah begitu dekat hingga berkali-kali tersedak.
Sabtu, 01 Juli 2017 | By: Unknown

Ketika Hujan




genting dan juga helai daun beserta ranting, basah
mengucurkan liter air yang terjatuh dari awan
selimut-selimut tebentang dari lipatannya
semacam ia terbangun saat musim hujan
dan tertidur lama saat musim kemarau
Sabtu, 24 Juni 2017 | By: Unknown

Ukhuwah di Ujung Hayat



(Oleh: Andrew A. Navara & Diis Yosri)


Aku ingat betul ketika ibu harus meniggalkan rumah, mengajakku bersama Laudya.Waktu itu terjadi perdebatan yang hebat di dalam kamar mereka. Tangis ibu pecah di dalam sana. Sedangkan bapakmenjatuhkan guci hingga menjadi berkeping-keping. Selepas menjatuhkan guci, bapak mendadak hening dan langsung duduk di kursi. Aku melihat bapak termenung dan tak mendegarkan tangis pecah ibu yang begitu keras.
Dalam diamnya, aku melihat bapak lebih memilih acuh terhadap tangisan ibu dan memilih mengisap sebatang rokok miliknya.
Kamis, 08 Juni 2017 | By: Unknown

Negeri 1980 - Part 6


(Oleh: Andrew A. Navara)

Listrik di zaman dulu sangat minim. Belajar pun dengan menggunakan cahaya yang sangat minim. Lampu ublik (lampu dinding) begitulah kami orang Jawa menyebutnya. Lampu yang berbahan bakar minyak tanah dan sumbu yang ada di ujungnya sebagai pencahayaannya. Kalaupun tak ada lampu ublik, lilin pun akan jadi sebagai penggantinya.
Perjuangan yang amat sangat, terlebih berada di dalam pelosok waktu itu. Membaca kadang tak jelas dengan pencahayaan minim. Mata terkadang juga sakit. Bahkan beberapa temanku pun ada yang sampai membaca bukunya dengan mendekatkan matanya yang amat sangat dekat meskipun saat pagi dan siang.
Kamis, 01 Juni 2017 | By: Unknown

Pubertas



(Oleh: Andrew A. Navara & Dannsaurus )


Merah ranum bibirnya sedari tadi kuperhatikan. Gaya pakaiannya pun juga kulihat setiap jengkalnya. Mataku tak hentinya melihat, sampai aku lupa bagaimana caranya mengedipkan mata. Cara jalannya pun berbeda. Lebih anggun dan tak sembrono seperti saat ia masih duduk di bangku SMP dulu. Mungkin saja dia telah sadar bahwa dirinya sekarang adalah perempuan yang telah sepantasnya menjaga penampilan.
Perempuan itu sekarang sedang duduk tak jauh dari hadapanku. Di kantin inilah dia dan teman-temannya membentuk perkumpulan semacam geng. Tampaknya mereka sedang berbincang santai bersama teman-tamannya sembari menyantap semangkuk bakso yang sudah menjadi kesukannya. Bibirnya sangat terlihat sensual saat dia melahap bakso pesanannya. Sesekali ia menyeruput es teh yang selalu menjadi pendamping baksonya. Beberapa kali ia tampak mengusap mukanya yang telah basah oleh keringat akibat sambal yang terlalu banyak dia tambahkan. Aku menebaknya begitu, sebab hanya kuah bakso miliknya saja yang berwarna orange, warna yang berbeda dari perempuan di sampingnya itu.
Selasa, 30 Mei 2017 | By: Unknown

Negeri 1980 - Part 5

(Oleh: Andrew A. Navara)


Kau boleh saja, mengatakan, ‘Orang Kuno…, Ndesoo…, Nggak Modern…, Terlalu Berisik.’ Silahkan saja. Aku tak apa-apa. Mungkin orang terdahulumu pun juga tidak apa-apa kepada apa yang kau buat candaan itu. Candaan yang terkadang buat kami merasa tersindir, tanpa sepengetahuan kalian. Bukan membawa perasaan…. Melainkan ini mengenai perasaan. Tidak ada yang bisa mengerti perasaan orang lain, terkecuali orang itu sendiri dan sang Pencipta. 

Negeri 1980 - Part 4

(Oleh: Andrew A. Navara)


Bukan… ibu bukan sadis kepada anaknya dengan melakukan hal seperti itu kepada anaknya. Melaikan dengan melalui cara itulah ibu bisa memasukkan jamu ke dalam anaknya agar tidak anaknya tidak sakit.
Kadang beliau berkata kepada tetangga sebelah saat Sri sakit. “Lebih baik aku yang sakit mbak yuuu, ketimbang anakku yang kecil, Sri itu sakit.” Meskipun Sri kecil yang dulu itu terkadang memukul-mukul ibu saat memaksanya untuk minum jamu.

Negeri 1980 - Part 3

(Oleh: Andrew A. Navara)


Terlebih dahulu motor yang masih menggunakan motor bermesin dua tak. Kau tahu apa itu mesin dua tak? Aku rasa kau akan menertawakan bila kau mengetahuinya. Mungkin kau akan bilang, ‘Orang Kuno…, Ndesoo…, Nggak Modern…, Terlalu Berisik.’ Memekakkan telinga. Bahkan asapnya akan mebuat orang naik darah, khususnya yang naik darah orang-orang di zaman seperti sekarang ini.
Rabu, 10 Mei 2017 | By: Unknown

Lebihkan Cinta PadaNya

Kecintaanmu janganlah engkau lebihkan kepadaku. 
Sebab, aku bisa saja membuatmu luka. 
Justru, lebihkanlah cintamu itu kepadaNya,
Jumat, 07 April 2017 | By: Unknown

Ungkapan Surat R. A. Kartini

Begitu menggugah sekali nyatanya surat R.A. Kartini yang ditujukan kepada seorang sahabatnya. Saya begitu telat mengetahui surat yang pernah ditulis oleh beliau. Berikut yang saya dapatkan dari blog, http://uniqpost.com/…/mengenang-r-a-kartini-lewat-10-ungka…/
Senin, 09 Januari 2017 | By: Unknown

Mengenai Dua Hal



Tindan-tumindak. Tutur-pinutur.
Loro karo kui, bakal dijaluki pertanggungjawaban sesok
lek bakale awakmu ana ing alam kubur...
lan sesok awakmu ing alam akhirat.
 -Andrew A. Navara-

Urip Niku...,


Urip niku simpel. Telu N: Niat... Nglakoni... Ngakoni...
-Andrew A. Navara-

Hidup itu hanyalah, Niat…, Menjalani…, dan Mengakui.
-Andrew A. Navara-