Aku hanya terdiam, seperti kambing dungu yang terdiam sedang menikmati suara gemerisik rerumputan panjang hijau. Melihatnya lekat-lekat hingga menanti rerumputan itu masak dan siap untuk disantap. Sesekali dalam penantian itu, memakan rerumpun garing yang sudah tak layak untuk dimakan, karena jarak umput dan tanah begitu dekat hingga berkali-kali tersedak.
Ya ..., begitulah aku terdiam saja. Sama halnya
dengan diamku ketika melihat apapun permasalahan yang ada pada bola mata yang
sedang melihatnya dari kejauhan, dari media informasi. Entah, sedang ada apa
dengan semua ini. Tak cukup paham olehku. Kalaupun aku paham, aku juga kadang
tak tahu apa yang menjadi sebab-musababnya. Sebab yang terkadang menjadi alasan
benar, bahkan terkadang menjadikan segala yang tidak benar menjadikannya benar.
Sebagaimana ketika setelah memandang silau dan
melihat suatu warna gelap. Yakni menjadikan warna gelap menjadi bukanlah
sebagaimana warna aslinya. Warna gelap yang seketika menjelma warna cerah,
kuning bahkan juga warna keemasan.
-Andrew A. Navara-
0 komentar:
Posting Komentar