Senin, 24 Juli 2017 | By: Unknown

Antara Diam dan Juga Sebab



Aku hanya terdiam, seperti kambing dungu yang terdiam sedang menikmati suara gemerisik rerumputan panjang hijau. Melihatnya lekat-lekat hingga menanti rerumputan itu masak dan siap untuk disantap. Sesekali dalam penantian itu, memakan rerumpun garing yang sudah tak layak untuk dimakan, karena jarak umput dan tanah begitu dekat hingga berkali-kali tersedak.
Ya ..., begitulah aku terdiam saja. Sama halnya dengan diamku ketika melihat apapun permasalahan yang ada pada bola mata yang sedang melihatnya dari kejauhan, dari media informasi. Entah, sedang ada apa dengan semua ini. Tak cukup paham olehku. Kalaupun aku paham, aku juga kadang tak tahu apa yang menjadi sebab-musababnya. Sebab yang terkadang menjadi alasan benar, bahkan terkadang menjadikan segala yang tidak benar menjadikannya benar.
Sebagaimana ketika setelah memandang silau dan melihat suatu warna gelap. Yakni menjadikan warna gelap menjadi bukanlah sebagaimana warna aslinya. Warna gelap yang seketika menjelma warna cerah, kuning bahkan juga warna keemasan.

-Andrew A. Navara-


0 komentar:

Posting Komentar