Rabu, 25 Mei 2016 | By: Unknown

Sosmed yang Menjadi Candu



Sosmed.. aku tak cukup memgenalnya waktu itu. Namun ia berusaha membujukku. Membangkitkan rasa akan ingin tahuku akan dirinya. 1-2 kali aku dibuatnya takjub. 3-4 kali aku dibuatnya suka akan dirinya, sampai-sampai tugas utama berantakan pun juga kalang kabut.
Bagaimana tidak. Sosmed kini menjadi hiburan dikala stres melanda. Lihat saja. Saat aku stress akan melahap buku, malah sosmed yang menjadi hiburanku. Saat stress dengan segala permasalahan, sosmed pun menjadi hiburanku. Terlebih hiburan membaca status-status kawan... berkunjung ke beranda... membaca dan sibuk mengomentari blog... bahkan juga kadang menangis saat membaca karya salah satu penulis yang memuat karangannya... pun jug tertawa saat membaca chat di sosmed.
Baik itu di twitter, facebook, whatsapp, bbm, telegram, dan lainnya yang masih berfamily dengan sosial media. Sampai seterusnya, aku dibuatnya candu.
Macam perokok aktif, yang sulit menghentikan rokoknya. Katanya bila berhenti, mukut rasanya pait, imajinasi tak akan kunjung datang bila berusan dengan pekerjaan perencanaan, desain, dan lainnya. Kadang karena rokok juga, sebagian orang lupa akan tugasnya, sebab keasikan merokok dan berimajinasi dengan apa yang akan dikerjakannya nanti.
Pun juga macam penyuka kopi yang sudah candu. Yang katanya akan pusing, jika tidak meminum kopi seharian.
Ahh.. Candu. Semua pasti akan merasakan candu itu. Hanya saya, kapasitas candu tak akan pernah sama tingkatannya. Orang yang belum merasakan candu akan menggampangkan dengan berkata, "Mudah sekali itu." Saat ia mulai tercandu, semakin ia berusaha menolak, maka semakin ia tenggelam di dalam candunya itu.

- Andrew A. Navara-



0 komentar:

Posting Komentar