Sosmed..
aku tak cukup memgenalnya waktu itu. Namun ia berusaha membujukku.
Membangkitkan rasa akan ingin tahuku akan dirinya. 1-2 kali aku dibuatnya
takjub. 3-4 kali aku dibuatnya suka akan dirinya, sampai-sampai tugas utama
berantakan pun juga kalang
kabut.
Bagaimana
tidak. Sosmed kini menjadi hiburan dikala stres melanda. Lihat saja. Saat aku
stress akan melahap buku, malah sosmed yang menjadi hiburanku. Saat stress
dengan segala permasalahan, sosmed pun menjadi hiburanku. Terlebih hiburan
membaca status-status kawan... berkunjung ke beranda... membaca dan sibuk mengomentari
blog... bahkan juga kadang menangis saat membaca karya salah satu penulis yang
memuat karangannya... pun jug tertawa saat membaca chat di sosmed.
Baik
itu di twitter, facebook, whatsapp, bbm, telegram, dan lainnya yang masih
berfamily dengan sosial media. Sampai seterusnya, aku dibuatnya candu.
Macam
perokok aktif, yang sulit menghentikan rokoknya. Katanya bila berhenti, mukut
rasanya pait, imajinasi tak akan kunjung datang bila berusan dengan pekerjaan
perencanaan, desain, dan lainnya. Kadang karena rokok juga, sebagian orang lupa
akan tugasnya, sebab keasikan merokok dan berimajinasi dengan apa yang akan
dikerjakannya nanti.
Pun
juga macam penyuka kopi yang sudah candu. Yang katanya akan pusing, jika tidak
meminum kopi seharian.
Ahh..
Candu. Semua pasti akan merasakan candu itu. Hanya saya, kapasitas candu tak
akan pernah sama tingkatannya. Orang yang belum merasakan candu akan
menggampangkan dengan berkata, "Mudah sekali itu." Saat ia mulai
tercandu, semakin ia berusaha menolak, maka semakin ia tenggelam di dalam
candunya itu.
- Andrew A. Navara-
0 komentar:
Posting Komentar