Begitu menggugah sekali nyatanya surat R.A. Kartini yang ditujukan
kepada seorang sahabatnya. Saya begitu telat mengetahui surat yang
pernah ditulis oleh beliau. Berikut yang saya dapatkan dari blog, http://uniqpost.com/…/mengenang-r-a-kartini-lewat-10-ungka…/
“Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, keningratan fikiran
(fikroh) dan keningratan budi (akhlak). Tidak ada manusia yang lebih
gila dan bodoh menurut persepsi saya dari pada melihat orang
membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal sholih
orang yang bergelar macam Graaf atau Baron?… Tidaklah dapat dimengerti
oleh pikiranku yang picik ini,…” -Surat Kartini kepada Stella, 18
Agustus 1899-
“Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya : menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” -Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1901-
“Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami menjadi orang setengah Eropa atau orang Jawa yang kebarat-baratan.” -Surat Kartini kepada Nyonya Abendon, 10 Juni 1902-
“Ya Allah, alangkah malangnya; saya akan sampai disana pada waktu Puasa-Lebaran-Tahun n Baru, di saat-saat keramaian yang biasa terjadi setiap tahun sedang memuncak. Sudah saya katakana, saya tidak suka kaki saya dicium. Tidak pernah saya ijinkan orang berbuat demikian pada saya. Yang saya kehendaki kasih saying dalam hati sanubari mereka, bukan tata cara lahiriah!” - Surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 25 Agustus 1903-
“Tidak, ia tidak mempunyai ilmu, tidak mempunyai jimat, tidak juga senjata sakti. Kalaupun rumahnya tidak ikut terbakar itu dikarenakan dia mempunyai Allah saja” -Surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 12 Desember 1903-
-R.A. Kartini-
0 komentar:
Posting Komentar