Kamis, 30 Juni 2016 | By: Unknown

Ini Tentang Burung



Kepakan sayapnya tak jua saja melepaskan darinya tempat yang menyekapnya sejak bertahun-tahun. Hidangan makanan yang tersaji cuman itu-itu saja, ditambah segelas cepuk kecil air yang kadang dibiarkan sampai melumut kehijauan pada tempatnya. Asupan oksigen yang dirasakan tak lagi sama dan tak pernah dirasakan berbeda setiap ia dipindahkan. Aroma tetap saja sama. Itu-itu saja. Desir angin yang menggerakkan ujung dahan hingga menimbulkan bunyi kadang membuatnya bahagia, terlihat dengan iringan suaranya yang menyanyi merdu, membuat pendengarnya yang tengah dilanda stres menjadi berkurang.
Suaranya itu tak sama seperti saat ia di dalam sekapan tempat yang minim itu. Suara yang berharap untuk bebas.. Suara yang meraung mencari keluarganya atau berharap keluarganya menemukan, yang mungkin dikira keluarganya itu, ia sudah mati. Suara yang meraung akan nasib diri sekarang dan nanti.
***
Paruhnya mematuk-matuk jeruji yang menurutku jeruji yang mudah sekali dipatahkan dengan menggunakan tang atau obeng. Namun baginya ialau jeruji yang besar tak terkalahkan. Tidak menyalahkan ia juga aku yang saat melihatnya. Sebab aku tahu, bila aku menjadi makhluk kecil itu tak akan pernah bisa. Lebih lagi menggunakan paruh saja. Satu paruh tanpa bantuan lainnya.
Bergerak memutar mencari cara, bagaimana caranya agar ia mematahkan jeruji itu. Sampai tempat yany menyekapnya itu bergerak-gerak ke sana-kemari.
Lelah juga nyatanya ia. Kakinya mencengkram kayu yang melintang, sembari memejamkan matanya yang sebelumnya meminum tiga hingga lima tegukan.
Bukan menyerah untuk saat ini. Sebab cara untuk keluar adalah bukan dengan memforsir diri yang sekarang... ya sekarang. Semacam hari esok tak ada lagi, sampai tak melihat dirinya, sampai lupa bahwa dirinya juga butuh istirahat.
Percayalah. Apa yang tidak kita temukan sekarang akan bisa ditemukan keesokan harinya. Bukan menunda, bukan pula tak menggunakan waktu yang memang ada, melainkan diri juga butuh yang mamanya istirahat. Tiga atau lima jam, meskipun itu sedikit atu penuh.

-Andrew A. Navara- 

0 komentar:

Posting Komentar