Selasa, 23 Januari 2018 | By: Unknown

Ndari, Perempuan Itu - Part 01: Satu



Aku benci ketika harus bertemu dengan Ndari. Perempuan aneh yang pernah kutemui. Pertemuanku pertama di kamar mandi yang tidak aku sadari. Ia berdiri begitu saja di depanku. Tak sopan kurasa, muncul secara tiba-tiba di hadapan seorang laki-laki yang sedang kencing. Apa-apan dia!! Terlebih lagi dengan wajah yang datar tanpa ekspresi. Wajahnya agak sedikit kusam dengan penampilan pakaiannya yang compang-camping berwarna kuning gading. Mungkin sudah lama pakaian itu tidak digantinya, sehingga menjadikan warna putih cerah menjadi warna putih gading .., mungkin sih.
Rambutnya juga digerai sebahu dengan bentuk rambut lumayan keriting kecil-kecil. Ndari ..., Ndari ...., Ndari. Mengapa kau muncul begitu saja, membuat orang yang pada kali pertamanya tak menahu apa-apa dan baru bisa dibilang baru bisa melihat hal demikian dalam beberapa minggu-minggu akhir di bulan Nopember 2016. Cukup dan mungkin tidak sekedar cukup, melainkan aku akan merevisinya menjadi sangat dan sangat pengalaman pertama yang tidak aku sukai sama sekali!!

Aku kira setelah pertemuanku dengannya itu, selesailah sudah dan tidak menemuiku lagi. Ternyataaa!! Ia mengikutiku tanpa sepengetahuanku. Justru kawanku-lah yang mengetahui akan hal itu. Pernah kawanku yang laki-laki itu berkata, "Aswin, siapa perempuan yang bersamamu itu? Apa kamu waras, jalan dengan perempuan yang aneh?? Perempuan yang terkadang mempengaruhi dirimu dan kadang kamu tidak menyadarinya??" kata kawanku itu dengan menguraikan detil-detil perempuan yang dilihatnya itu. Perempuan itu kurasa tak lain adalah Ndari.
Gen bisa melihat secara detil pada hal-hal yang tidaklah kasat mata. Katanya itu sebab dari garis leluhurnya yang terdahulu. Percaya tidak percaya, aku harus mempercayainya. Apalagi di tempatku yang berada di desa Gedung Batu, yang berada di wilayah Jawa Timur, masihlah sedikit mempercayai hal itu, meskipun sekarang adalah dunianya modern sekali. Lebih-lebih tepat pada tahun ini, 2018 adalah tahun millennial katanya.
"Maksudmu??” kataku sambil memicingkan mata. “Aku sendirian, kau tak lihat itu?? Lagi pula hanya ada aku dan kamu juga Gen. Oh, atau mungkin kau sedang melihat isi tasku? Ya, memang di dalam isi tasku ada cover novel bergambar perempuan. Bukan berarti gambar perempuan pada novel itu adalah perempuan yang dapat menggairahkan nafsu lelaki, kan?" tanyaku sambil tertawa. Sebab Gen adalah laki-laki yang mudah memuncak sekali nafsunya jika saja ia melihat perempuan yang berpakaian minim kain, lebih-lebih pakaian yang menjiplak payudara miliknya itu terkesan menonjol dan seksi.
Keterlaluan agaknya pikiran Gen itu. Apalagi dia pengkoleksi cerita-cerita dewasa dan juga penikmat film blue. Alih-alih menurut dia, itu adalah bagian daripada edukasi sebelum menikah dan menyoal urusan ranjang ketika bersama istri nantinya.
Gila? Ya, dia memang sangat dan sangat gila. Gen tak lain ia adalah teman kuliahku. Kami satu angkatan tahun kelahiran dan juga satu angkatan saat masuk sebagai mahasiswa. Kami berkuliah pada umur yang tidak semestinya di strata satu. Ah, bersekolah lagi, terlebih lagi menyandang mahasiswa tidak diukur dari umur juga, kan? Tidak sebagaimana pada saat menyadang murid dari pakaian putih merah ke putih abu-abu, yang mana diukur dengan umur.
"Coba saja kamu rasakan sendiri. Kamu juga bisa merasakan kehadirannya."
"Aku sedang tidak mau merasakannya. Hari ini adalah hari yang cukup rumit bagiku. Oleh karena itu, aku tidak mempedulikan apapun itu yang ada padaku. Sekalipun itu Sandya yang akan menemuiku dan sekalipun itu mata kuliah statistika ekonomi yang akan nantinya diujikan. Sudah berkunang-kunang akan angka dan rumus di mataku ini dibuat oleh statistika ekonomi itu."
“Ah, kamu bisa-bisa saja. Mana mungkin lah, Sandya menemuimu. Lagi pula perempuan yang pernah bersamamu itu sudah menjadi mantanmu. Pada matamu yang berkunang-kunang akan statistika ekonomi, aku rasa kamu paham kan akan hal itu? Mana mungkin juga kamu bosan dengan mata kuliah. Sebosanmu dengan mata kuliah itu, kamu berusaha memaksa untuk mengerti. Iya sih mengerti saja tanpa memahami, karena sulit. Sebab, sesulit apapun kamu akan berusaha mengerti. Karena tak mengerti sama sekali, akan menjadikan kita keledai dungu ketika berhadapan dengan kertas ujian!!" kata Gentala, yang tak lain sering kupanggil dengan nama Gen saja. Tidak dengan namaku yang selalu sipanggil oleh siapapun itu engan nama yang lengkap, Aswin. Dan terkadang dengan panggilan Win.
Aku langsung saja menoyor kepalanya, sampai kepalanya itu doyong ke kanan nyaris membentur perempuan yang duduk disebelahnya yang menunggu giliran masuk UAS.
Mengenai apa yang dikatakan oleh Gen, aku benar-benar tidak mempedulikannya. Ya, karena aku tidak terlalu mempedulikannya. Toh, perempuan itu bukanlah manusia, itu yang poin utamanya. Yang kedua, untuk apa aku mempedulikan ..., sangat jelas sekali bahwa dunia kami jelas-jelas berbeda. Lagi pula sudah sebulan aku bertemu dengan perempuan yang diuraikan detilnya oleh Gen itu kepadaku.

***

Waktu itu menujukkan pukul 01.00 WIB. Suasana kamar mandi begitu gelap. Tak ada lampu. Agak unik kamar mandiku ketika itu. Setiap kali dipasang lampu tak lama umur lampu itu, hanya dalam hitungan dua sampai tiga hari, lampu itu akan mati kembali. Beberapa orang pernah mengatakan bahwa memang di dalam kamar mandiku, terdapat sosok tinggi besar waktu itu. Ia tidak suka kalau tempat ia berada itu diterangi oleh lampu-lampu. Lebih suka baginya gelap dan juga tempat yang lembab.
Pada awalnya aku meragukan. Namun, kakak perempuanku yang bernama Norna pun pernah kutanyai dan ia juga mengiyakan. Lagi-lagi aku menyangsikannya. Namun sejak aku pertama kali bisa melihat hal yang tidak bisa dilihat orang lain, hal yang mungkin dijelaskan pun tidak akan dipercayai oleh siapapun itu ... termasuk ibu dan juga nenek, aku mulai dinampakki sosok laki-laki yang dikatakan persis oleh beberapa orang yang mengatakannya dan juga oleh mbkku itu.
Sosok laki-laki dengan bulu yang cukup banyak dibadannya. Ia seperti kingkong. Sedang jongkok ia di depan jamban, dengan lengannya yang dibiarkan meggantung. Ia menatapku. Aku jelas tidak mau menatapnya. Aku tidak sedang tertarik kepada sosok tersebut, untuk niat menamatkannya saja aku tidak mau. 
Sebelum pertemuanku dengan sosok laki-laki itu, jelas aku dinampaki oleh Ndari itu, tepat pada pukul yang sama. Yaitu pukul 01.00 WIB. Matanya kuyuh dan aku tidak mau melihatnya. Mau atau tidak mau melihatnya, tetap saja aku bisa melihatnya. Entah darimana aku bisa melihatnya, sekalipun itu mataku tertutup.
Ia semakin mendekat dan setelahnya ia memegang pundakku dengan tangannya yang aku lihat sepintas. Dalam hitungan sekelebat saja, tak lebih dari satu menit aku diajak pada dimensinya dan diperlihatkan olehnya suatu kronologi tentang kematiannya yang tidak diketahui oleh banyak orang. Hanya diketahui oleh beberapa orang saja yang tak lebih dari tiga orang dan juga tentu pasti diketahui oleh pelaku yang menghabisi nyawanya.
Itu gila ..., ya ituu gila!! Aku tak berharap ingin bertemu dengannya. Mengapa ia malah menemuiku. Aku tidak ingin, terlebih lagi ia nantinya yang akan menimbulkan rasa tak wajar kepadaku sebagai manusia sebagaimana banyak kasus yang terjadi. Sosok halus yang menaruh rasa yang tak wajar kepada manusia dan membuat manusianya itu kadang menjadi tak wajar ketika diperhatikan banyak orang, kadang susah mendapatkan kekasih untuk kedepannya yang akan menjadi pasangan hidupnya.
Jujur aku benar-benar, tidak menyukai pertemuanku dengan Ndari. Perempuan sial yang menurutku. Sebab ia tak memberi salam atau menyapa dengan cara yang sopan ketika menemuiku pada kali pertama menemuiku, yang ya kalaupun ia memberikan salam nantinya aku akan ketakutan sambil berlarian. Memang, pada dasarnya aku adalah penakut. Tetapi, minimal ketika pertama ia menemuiku tidaklah dengan cara yang demikian. Tidak tahu lagi kalau memang cara makhluk astral menampakkan diri dengan cara seperti itu!! Terlebih mereka-mereka yang beraura negatif.
Dan inilah awal kisahku, bertemu dengan Ndari perempuan itu yang tak lain adalah korban pembunuhan oleh lelaki kejam yang bernafsu pada perempuan manapun. Aku tak mengharap lebih pada pertemuan itu, apalagi maunya yang aneh-aneh!!



-Bersambung-








3 komentar:

pranandari prana mengatakan...

Hmmm ... Ndari ya??
Wuiih garuk-garuk pale gue haha

Unknown mengatakan...

Hehehe.. Piisss.. Kesamaan nama. Hehe.

Alexandra Christie mengatakan...

Prediksi Togel HK Mbah Bonar 17 Februari 2020 Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu Disini Gabung sekarang dan Menangkan Hingga Ratusan Juta Rupiah !!!

Posting Komentar