Aku benci ketika harus bertemu dengan Ndari.
Perempuan aneh yang pernah kutemui. Pertemuanku pertama di kamar mandi yang
tidak aku sadari. Ia berdiri begitu saja di depanku. Tak sopan kurasa, muncul
secara tiba-tiba di hadapan seorang laki-laki yang sedang kencing. Apa-apan
dia!! Terlebih lagi dengan wajah yang datar tanpa ekspresi. Wajahnya agak
sedikit kusam dengan penampilan pakaiannya yang compang-camping berwarna kuning
gading. Mungkin sudah lama pakaian itu tidak digantinya, sehingga menjadikan
warna putih cerah menjadi warna putih gading .., mungkin sih.
Rambutnya juga digerai sebahu dengan bentuk rambut
lumayan keriting kecil-kecil. Ndari ...,
Ndari ...., Ndari. Mengapa kau muncul begitu saja, membuat orang yang pada
kali pertamanya tak menahu apa-apa dan baru bisa dibilang baru bisa melihat hal
demikian dalam beberapa minggu-minggu akhir di bulan Nopember 2016. Cukup dan
mungkin tidak sekedar cukup, melainkan aku akan merevisinya menjadi sangat dan
sangat pengalaman pertama yang tidak aku sukai sama sekali!!
Aku kira setelah pertemuanku dengannya itu,
selesailah sudah dan tidak menemuiku lagi. Ternyataaa!! Ia mengikutiku tanpa
sepengetahuanku. Justru kawanku-lah yang mengetahui akan hal itu. Pernah kawanku
yang laki-laki itu berkata, "Aswin, siapa perempuan yang bersamamu itu?
Apa kamu waras, jalan dengan perempuan yang aneh?? Perempuan yang terkadang
mempengaruhi dirimu dan kadang kamu tidak menyadarinya??" kata kawanku itu
dengan menguraikan detil-detil perempuan yang dilihatnya itu. Perempuan itu
kurasa tak lain adalah Ndari.
Gen bisa melihat secara detil pada hal-hal yang
tidaklah kasat mata. Katanya itu sebab dari garis leluhurnya yang terdahulu.
Percaya tidak percaya, aku harus mempercayainya. Apalagi di tempatku yang
berada di desa Gedung Batu, yang berada di wilayah Jawa Timur, masihlah sedikit
mempercayai hal itu, meskipun sekarang adalah dunianya modern sekali.
Lebih-lebih tepat pada tahun ini, 2018 adalah tahun millennial katanya.
"Maksudmu??” kataku sambil memicingkan mata. “Aku
sendirian, kau tak lihat itu?? Lagi pula hanya ada aku dan kamu juga Gen. Oh,
atau mungkin kau sedang melihat isi tasku? Ya, memang di dalam isi tasku ada
cover novel bergambar perempuan. Bukan berarti gambar perempuan pada novel itu
adalah perempuan yang dapat menggairahkan nafsu lelaki, kan?" tanyaku
sambil tertawa. Sebab Gen adalah laki-laki yang mudah memuncak sekali nafsunya
jika saja ia melihat perempuan yang berpakaian minim kain, lebih-lebih pakaian
yang menjiplak payudara miliknya itu terkesan menonjol dan seksi.
Keterlaluan agaknya pikiran Gen itu. Apalagi dia
pengkoleksi cerita-cerita dewasa dan juga penikmat film blue. Alih-alih menurut dia, itu adalah bagian daripada edukasi
sebelum menikah dan menyoal urusan ranjang ketika bersama istri nantinya.
Gila? Ya, dia memang sangat dan sangat gila. Gen tak
lain ia adalah teman kuliahku. Kami satu angkatan tahun kelahiran dan juga satu
angkatan saat masuk sebagai mahasiswa. Kami berkuliah pada umur yang tidak
semestinya di strata satu. Ah, bersekolah lagi, terlebih lagi menyandang
mahasiswa tidak diukur dari umur juga, kan? Tidak sebagaimana pada saat
menyadang murid dari pakaian putih merah ke putih abu-abu, yang mana diukur
dengan umur.
"Coba saja kamu rasakan sendiri. Kamu juga bisa
merasakan kehadirannya."
"Aku sedang tidak mau merasakannya. Hari ini
adalah hari yang cukup rumit bagiku. Oleh karena itu, aku tidak mempedulikan
apapun itu yang ada padaku. Sekalipun itu Sandya yang akan menemuiku dan
sekalipun itu mata kuliah statistika ekonomi yang akan nantinya diujikan. Sudah
berkunang-kunang akan angka dan rumus di mataku ini dibuat oleh statistika
ekonomi itu."
“Ah, kamu bisa-bisa saja. Mana mungkin lah, Sandya
menemuimu. Lagi pula perempuan yang pernah bersamamu itu sudah menjadi
mantanmu. Pada matamu yang berkunang-kunang akan statistika ekonomi, aku rasa kamu
paham kan akan hal itu? Mana mungkin juga kamu bosan dengan mata kuliah.
Sebosanmu dengan mata kuliah itu, kamu berusaha memaksa untuk mengerti. Iya sih
mengerti saja tanpa memahami, karena sulit. Sebab, sesulit apapun kamu akan
berusaha mengerti. Karena tak mengerti sama sekali, akan menjadikan kita
keledai dungu ketika berhadapan dengan kertas ujian!!" kata Gentala, yang
tak lain sering kupanggil dengan nama Gen saja. Tidak dengan namaku yang selalu
sipanggil oleh siapapun itu engan nama yang lengkap, Aswin. Dan terkadang
dengan panggilan Win.
Aku langsung saja menoyor kepalanya, sampai
kepalanya itu doyong ke kanan nyaris membentur perempuan yang duduk disebelahnya
yang menunggu giliran masuk UAS.
Mengenai apa yang dikatakan oleh Gen, aku
benar-benar tidak mempedulikannya. Ya, karena aku tidak terlalu
mempedulikannya. Toh, perempuan itu bukanlah manusia, itu yang poin utamanya.
Yang kedua, untuk apa aku mempedulikan ..., sangat jelas sekali bahwa dunia
kami jelas-jelas berbeda. Lagi pula sudah sebulan aku bertemu dengan perempuan
yang diuraikan detilnya oleh Gen itu kepadaku.
***
Waktu itu menujukkan pukul 01.00 WIB. Suasana kamar
mandi begitu gelap. Tak ada lampu. Agak unik kamar mandiku ketika itu. Setiap
kali dipasang lampu tak lama umur lampu itu, hanya dalam hitungan dua sampai
tiga hari, lampu itu akan mati kembali. Beberapa orang pernah mengatakan bahwa
memang di dalam kamar mandiku, terdapat sosok tinggi besar waktu itu. Ia tidak
suka kalau tempat ia berada itu diterangi oleh lampu-lampu. Lebih suka baginya
gelap dan juga tempat yang lembab.
Pada awalnya aku meragukan. Namun, kakak perempuanku
yang bernama Norna pun pernah kutanyai dan ia juga mengiyakan. Lagi-lagi aku
menyangsikannya. Namun sejak aku pertama kali bisa melihat hal yang tidak bisa
dilihat orang lain, hal yang mungkin dijelaskan pun tidak akan dipercayai oleh
siapapun itu ... termasuk ibu dan juga nenek, aku mulai dinampakki sosok laki-laki
yang dikatakan persis oleh beberapa orang yang mengatakannya dan juga oleh
mbkku itu.
Sosok laki-laki dengan bulu yang cukup banyak
dibadannya. Ia seperti kingkong. Sedang jongkok ia di depan jamban, dengan
lengannya yang dibiarkan meggantung. Ia menatapku. Aku jelas tidak mau
menatapnya. Aku tidak sedang tertarik kepada sosok tersebut, untuk niat
menamatkannya saja aku tidak mau.
Sebelum pertemuanku dengan sosok laki-laki itu,
jelas aku dinampaki oleh Ndari itu, tepat pada pukul yang sama. Yaitu pukul
01.00 WIB. Matanya kuyuh dan aku tidak mau melihatnya. Mau atau tidak mau
melihatnya, tetap saja aku bisa melihatnya. Entah darimana aku bisa melihatnya,
sekalipun itu mataku tertutup.
Ia semakin mendekat dan setelahnya ia memegang pundakku
dengan tangannya yang aku lihat sepintas. Dalam hitungan sekelebat saja, tak
lebih dari satu menit aku diajak pada dimensinya dan diperlihatkan olehnya
suatu kronologi tentang kematiannya yang tidak diketahui oleh banyak orang.
Hanya diketahui oleh beberapa orang saja yang tak lebih dari tiga orang dan
juga tentu pasti diketahui oleh pelaku yang menghabisi nyawanya.
Itu gila ..., ya ituu gila!! Aku tak berharap ingin
bertemu dengannya. Mengapa ia malah menemuiku. Aku tidak ingin, terlebih lagi
ia nantinya yang akan menimbulkan rasa tak wajar kepadaku sebagai manusia
sebagaimana banyak kasus yang terjadi. Sosok halus yang menaruh rasa yang tak
wajar kepada manusia dan membuat manusianya itu kadang menjadi tak wajar ketika
diperhatikan banyak orang, kadang susah mendapatkan kekasih untuk kedepannya
yang akan menjadi pasangan hidupnya.
Jujur aku benar-benar, tidak menyukai pertemuanku
dengan Ndari. Perempuan sial yang menurutku. Sebab ia tak memberi salam atau
menyapa dengan cara yang sopan ketika menemuiku pada kali pertama menemuiku,
yang ya kalaupun ia memberikan salam nantinya aku akan ketakutan sambil
berlarian. Memang, pada dasarnya aku adalah penakut. Tetapi, minimal ketika
pertama ia menemuiku tidaklah dengan cara yang demikian. Tidak tahu lagi kalau
memang cara makhluk astral menampakkan diri dengan cara seperti itu!! Terlebih
mereka-mereka yang beraura negatif.
Dan inilah awal kisahku, bertemu dengan Ndari
perempuan itu yang tak lain adalah korban pembunuhan oleh lelaki kejam yang
bernafsu pada perempuan manapun. Aku tak mengharap lebih pada pertemuan itu, apalagi
maunya yang aneh-aneh!!
-Bersambung-
3 komentar:
Hmmm ... Ndari ya??
Wuiih garuk-garuk pale gue haha
Hehehe.. Piisss.. Kesamaan nama. Hehe.
Prediksi Togel HK Mbah Bonar 17 Februari 2020 Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu Disini Gabung sekarang dan Menangkan Hingga Ratusan Juta Rupiah !!!
Posting Komentar