(Oleh: Andrew A. Navara)
Ini sudah tidak biasa sekali
bukan ??
Menjunjung tinggi (bahkan
setinggi-tingginya) dan menganggap seseorang (orang lain) adalah seorang yang
begitu berharga dalam hidup kita, ketika orang itu berada di puncaknya.
Tetapi...., masih adakah yang akan menjunjung orang itu dan mengaggapnya ketika
ia berada di jurang yang mungkin tak kau inginkan ?? Lalu Anda meninggalkannya
lalu menarik ucapan Anda, lalu dengan entengnya mengatakan, “Ia sebenarnya
bukan siapa-siapaku.” Lebih dari itu, mungkin ?? Anda akan membicarakan yang
menjadi kejelekannya lalu melupakan segala hal yang menjadi nilai plus sewaktu
ia berada di puncaknya seperti dulu.
Jika memang ada,
Andalah termasuk orang yang sangat luar biasa. Karena Anda adalah orang
terbaik, mau menerima dua paket tersebut. Susah dan senang seseorang yang
mungkin, orang itu adalah orang lain bagi Anda. Tetapi jika Anda enggan untuk
menerima dua paket itu, itu terserah Anda. Karena itu juga hak Anda.
Justru yang membuat
Anda lebih hina dari orang itu adalah, apa yang Anda ucapkan tidak sinkron
sekali dengan apa yang Anda inginkan di dalam sana, di dalam hati Anda.
Ya…, dunia ini sungguh
ironis sekali dengan kelucuannya masing-masing dari setiap makhluknya. Mengatakan
sesuatu yang bukan inginnya yang melalui bibirnya. Tetapi sesungguhnya apa yang dikatakan
itu sangat bersebrangan sekali dengan apa yang tidak diinginkannya di dalam
benaknya. Mungkin bisa lebih dari itu. Menjadikan orang lain begitu penting baginya karena orang lain itu berkelimpahan. Lalu dengan kejamnya, ia akan melempar orang lain yang sebelumnya dianggap menjadi penting baginya itu ketika orang itu terjatuh dari serba kelimpahan yang ada sewaktu dulu.
- Selesai -
0 komentar:
Posting Komentar