1991
Awal aku
bertemu dengannya ketika masih berpakaian putih biru. Mungkin bisa dibilang itu
adalah cinta pada pandang pertama. Risih adalah ungkapan pertama aku merasakan
rasa itu. Tidur tak nyenyak. Rasanya segera pagi dan pagi meskipun itu
adalahbhari dimana terdapat mata pelajaran yang tak mengenakan dengan guru
paling keras saat mengajarkanya. Guru laki-laki yang kerap membawa tongkat
berukuran sedang yang terbuat dari penjalin. Banyak yang tak menginkan hari itu
termasuk aku. Tetapi... sejak rasa yang kerap membuatku risih saat malam itu.
Aku tak memperdulikan guru keras itu, aku hanya ingin dapat menatap wajah
Kinan. Walaupun pada saat itu aku belum sedekat seminggu yang lalu. Lucu... aku
mengucapnya 'tak sedekat seminggu yang lalu saat ini!!
Ia tergelak di
sudut bangku sana sambil menyandarkan punggungnya ke dinding tepat ia duduk dua
bangku dari bangku depan sebalah kanan, saat melihat aksi Dwi. Laki-laki yang
terlalu mahir membuat kami sekelas tergelak dalam sedikit tingkahnya. Tetapi
tidak dengaku saat itu. Karena aku terlalu sibuk memperhatikan Kinan yang
tertawa lepas memperlihatkan gigi manisnya yang masuk ke dalam satu, gigi
gingsul yang ia punya itu yang kerap membuat semua laki-laki terpesona
melihatnya.
Senggolan
Ditya tak kuhiraukan. Rupanya ia sudah menyenggol beberapa kali. Hingga
terakhir kali aku tersadar.
"Kinan
Prameswari"
"Menawan..
perempuan yang membuat kamu tak pernah sadar akhir-akhir ini setiap kali aku
mengajakmu berbicara,Lang." Aku tertawa sambil menepuk bahu Ditya.
"Langit...
langit" Ditya menggelengkan kepalanya.
Aku rasa
begitu.. aku tak pernah sadar dan tak pernah mendengarkan apa yang diucap Ditya
sejak aku merasakan kerisihan setiap melihat Kinan. Mungkin ini cinta?? Ah..
anggap saja ini cinta. Seperti para tokoh di dalam novel yang sedang jatuh
cinta yabg telah digambarkan oleh pengarangnya.
Cara mencinta
perempuan jaman sekarang terlampau jauh jamannya seperti cinta jaman terdahulu.
Kau tahu...? Jaman terdahulu tepat tahun 1991, perempuan mudah jatuh cinta
kepada laki-laki yang pandai. Mungkin tak cukup pandai... cerdas pun perlu.
Bahkan mudah mencinta kepada laki-laki yabg pandai bersajak. Tidak dengan jaman
sekarang. Tahun 2015. Kali pertama yang dilihat perempuan adalah kebanyakan dari
apa yang dimiliki laki-lakinya dalam hal materi. Nyaris kalimat yang sekilas.
Tetapi sedikit menyakitkan, namun ada benarnya juga. 'Realistis aja. Mencintai
itu butuh MATERI, bukan saja kepandaian, kecerdasan, dan cara bersajakmu! Untuk
kelangsungan rumah tangga nantinya!’
Aku berhasil
membuat Kinan jatuh cinta, karena kecerdasanku. Dan Kinan berhasil terlebih
dahulu membuatku jatuh cinta dengan keindahannya. Seperti yang kukarakan,
perempuan terdahulu memang banyak yang lebih suka mencintai laki-laki yang
pandai, cerdas, dan pandai tuk bersajak. Tetapi laki-laki terdahulu hingga
sekarang cukup konsisten.. mencintai perempuan dengan keindahannya. Logika
mereka hanyalah keindahan. Bukan masalah pandai bersajak atau tidak. Bukan
masalah pandai atau cerdas sebagaimana ingin perempuan yang bergeser dengan
logika bahwa mencinta juga wajib materialistis, bukan bagaimana cara bersama
untuk menciptakan materi bersama. Lihat saja jaman sekarang ini. Kebanyakan
wanita akan memilih laki-lakinya yang sudah berkelimpahan dan (maaf) ia akan
meninggalkan laki-lakinya ketika keadaan berada di bawah, tidak berkelimpahan!!
Jarang sekali wanita yang mau menerima keadaan laki-laki yang kali pertamanya
berada di bawah. Bukankah selalu bersama-sama dan memulai dari sakit di bawah
itu menyenangkan?? Mungkin kau akan mengaggapnya cara itu hanya ada dalam
tayangan fiksi disney. Menerima laki-laki yang tak punya apa-apa hingga ia mati
dan meskipun dalam kekurangan ia bahagia selalu? Sempit sekali pikiran kalian
jika menyamakan hal ini sama dengan film animasi garapan disney atau lainnya.
Tak sempatkah kalian berpikir, darimanakah kebanyakan cerita itu didapat?
Hanyakah dari imajinasi saja?? Tidak bukan? Tentu dari kejadian yang pernah
mereka lihat. Ya yang pernah mereka lihat, tidak denganmu yang tidak dan
mungkin belum melihatnya..!! Atau bahkan menyepelakan kejadian yang tak terlalu
penting bagimu. Dan ketika kau penting kau akan mencarinya. Ahh.. aku tak
mumafik sekali, karena aku pernah begitu juga!
Banyak laki-laki yang mendekati
Kinan. Namun berujung dengan tolakan halus khasnya dengan wajah serta senyum
lembutnya. Yang ada bukan laki-laki yang ditolaknya patah aral untuk
mendekatinya. Justru mencari cara untuk mendekatinya. Ah... kebanyakan
laki-laki kerap seperti itu. Ia akan mencari banyak cara ketika perempuan yang
dicintainya itu menolak halusnya yangvdisertai senyum lembut. Berbeda dengan
perempuan yang menolaknya dengan nada keras dan wajah geram. Bak seekor tikus
yang terkena lolongan harimau betina yang menyeringai kejam. Beringsut dan tak
akan pernah coba-coba lagi.
***
Bersambung...
Ke Bagian 3
0 komentar:
Posting Komentar