Selasa, 05 September 2017 | By: Unknown

Aku yang Tak Menahu



Aku tidak sedang menciptakan musuh. Namun musuh tercipta dengan sendirinya karena apa yang telah dilihat dan dirasa pada apa yang kulakukan kepadanya.
Hati sudah berhati-hati untuk memerikan rasa kepadanya, tetapi apa dikata? Tetap saja, hati dikoyak olehnya. Didiamkan, malah menjadi. Didiamkan malah harga diri diinjak dan terasa sekali harga diri tergadaikan. Aku tahu, bertindak sama halnya dengan menujukkan kelemahan dan tidak akan menyelesaikan segalanya. Namun, apa yang akan terjadi bila tidak ditindak.
Berjalan salah. Berdiam lebih salah. Ber-emosi, malah tambah lebih dari bersalah. Ya ..., menyelesaikan permasalahan hendaknya dengan pikiran yang tenang dan menyikapi dengan baik. Energi-energi positif hendak diraih, hendak didapat sebanyak-banyaknya, tentunya.
Namun, apa dikata? Emosi yang mengagahi dan mengambil kuasa penuh pada diri, susah dirobohkan. Sekalipun dengan berbagai macam doa-doa atau pun ritual apapun.
Aku begitu ingat akan kata seorang teman, sahabat. Ia pernah berkata, "Kamu tak akan bisa mengetahui mana sahabatmu, mana kawanmu, bila kamu tak menciptakan 1000 musuh."
Memang begitulah di dunia ini. Susah mencari sahabat yang benar sahabat. Bak mencari jarum kecil dalam tumpukan jerami. Bak mencari intan yang tenggelam pada daratan laut.

-Andrew A. Navara- 





0 komentar:

Posting Komentar