Kamis, 18 Februari 2016 | By: Unknown

Tentangnya - Part 2: 1991



1991
Awal aku bertemu dengannya ketika masih berpakaian putih biru. Mungkin bisa dibilang itu adalah cinta pada pandang pertama. Risih adalah ungkapan pertama aku merasakan rasa itu. Tidur tak nyenyak. Rasanya segera pagi dan pagi meskipun itu adalahbhari dimana terdapat mata pelajaran yang tak mengenakan dengan guru paling keras saat mengajarkanya. Guru laki-laki yang kerap membawa tongkat berukuran sedang yang terbuat dari penjalin. Banyak yang tak menginkan hari itu termasuk aku. Tetapi... sejak rasa yang kerap membuatku risih saat malam itu. Aku tak memperdulikan guru keras itu, aku hanya ingin dapat menatap wajah Kinan. Walaupun pada saat itu aku belum sedekat seminggu yang lalu. Lucu... aku mengucapnya 'tak sedekat seminggu yang lalu saat ini!!
Ia tergelak di sudut bangku sana sambil menyandarkan punggungnya ke dinding tepat ia duduk dua bangku dari bangku depan sebalah kanan, saat melihat aksi Dwi. Laki-laki yang terlalu mahir membuat kami sekelas tergelak dalam sedikit tingkahnya. Tetapi tidak dengaku saat itu. Karena aku terlalu sibuk memperhatikan Kinan yang tertawa lepas memperlihatkan gigi manisnya yang masuk ke dalam satu, gigi gingsul yang ia punya itu yang kerap membuat semua laki-laki terpesona melihatnya.
Senggolan Ditya tak kuhiraukan. Rupanya ia sudah menyenggol beberapa kali. Hingga terakhir kali aku tersadar.
"Kinan Prameswari"
"Menawan.. perempuan yang membuat kamu tak pernah sadar akhir-akhir ini setiap kali aku mengajakmu berbicara,Lang." Aku tertawa sambil menepuk bahu Ditya.
"Langit... langit" Ditya menggelengkan kepalanya.
Aku rasa begitu.. aku tak pernah sadar dan tak pernah mendengarkan apa yang diucap Ditya sejak aku merasakan kerisihan setiap melihat Kinan. Mungkin ini cinta?? Ah.. anggap saja ini cinta. Seperti para tokoh di dalam novel yang sedang jatuh cinta yabg telah digambarkan oleh pengarangnya.

Cara mencinta perempuan jaman sekarang terlampau jauh jamannya seperti cinta jaman terdahulu. Kau tahu...? Jaman terdahulu tepat tahun 1991, perempuan mudah jatuh cinta kepada laki-laki yang pandai. Mungkin tak cukup pandai... cerdas pun perlu. Bahkan mudah mencinta kepada laki-laki yabg pandai bersajak. Tidak dengan jaman sekarang. Tahun 2015. Kali pertama yang dilihat perempuan adalah kebanyakan dari apa yang dimiliki laki-lakinya dalam hal materi. Nyaris kalimat yang sekilas. Tetapi sedikit menyakitkan, namun ada benarnya juga. 'Realistis aja. Mencintai itu butuh MATERI, bukan saja kepandaian, kecerdasan, dan cara bersajakmu! Untuk kelangsungan rumah tangga nantinya!’
Aku berhasil membuat Kinan jatuh cinta, karena kecerdasanku. Dan Kinan berhasil terlebih dahulu membuatku jatuh cinta dengan keindahannya. Seperti yang kukarakan, perempuan terdahulu memang banyak yang lebih suka mencintai laki-laki yang pandai, cerdas, dan pandai tuk bersajak. Tetapi laki-laki terdahulu hingga sekarang cukup konsisten.. mencintai perempuan dengan keindahannya. Logika mereka hanyalah keindahan. Bukan masalah pandai bersajak atau tidak. Bukan masalah pandai atau cerdas sebagaimana ingin perempuan yang bergeser dengan logika bahwa mencinta juga wajib materialistis, bukan bagaimana cara bersama untuk menciptakan materi bersama. Lihat saja jaman sekarang ini. Kebanyakan wanita akan memilih laki-lakinya yang sudah berkelimpahan dan (maaf) ia akan meninggalkan laki-lakinya ketika keadaan berada di bawah, tidak berkelimpahan!! Jarang sekali wanita yang mau menerima keadaan laki-laki yang kali pertamanya berada di bawah. Bukankah selalu bersama-sama dan memulai dari sakit di bawah itu menyenangkan?? Mungkin kau akan mengaggapnya cara itu hanya ada dalam tayangan fiksi disney. Menerima laki-laki yang tak punya apa-apa hingga ia mati dan meskipun dalam kekurangan ia bahagia selalu? Sempit sekali pikiran kalian jika menyamakan hal ini sama dengan film animasi garapan disney atau lainnya. Tak sempatkah kalian berpikir, darimanakah kebanyakan cerita itu didapat? Hanyakah dari imajinasi saja?? Tidak bukan? Tentu dari kejadian yang pernah mereka lihat. Ya yang pernah mereka lihat, tidak denganmu yang tidak dan mungkin belum melihatnya..!! Atau bahkan menyepelakan kejadian yang tak terlalu penting bagimu. Dan ketika kau penting kau akan mencarinya. Ahh.. aku tak mumafik sekali, karena aku pernah begitu juga!
Banyak laki-laki yang mendekati Kinan. Namun berujung dengan tolakan halus khasnya dengan wajah serta senyum lembutnya. Yang ada bukan laki-laki yang ditolaknya patah aral untuk mendekatinya. Justru mencari cara untuk mendekatinya. Ah... kebanyakan laki-laki kerap seperti itu. Ia akan mencari banyak cara ketika perempuan yang dicintainya itu menolak halusnya yangvdisertai senyum lembut. Berbeda dengan perempuan yang menolaknya dengan nada keras dan wajah geram. Bak seekor tikus yang terkena lolongan harimau betina yang menyeringai kejam. Beringsut dan tak akan pernah coba-coba lagi.

***

Bersambung... 
Ke Bagian 3



0 komentar:

Posting Komentar