Selasa, 24 September 2013 | By: Unknown

Keikhlasan


Semuanya memaki, menginjak hingga tiada daya, tanpa ampun. Aku saja yang merasakan sangat sakit. Tetapi ia masih saja menyunggingkan bibirnya melengkung ke atas. Mengapa dia, apakah tidak akan terinjak harga dirinya ketika ia diperlakukan demikian, lantas kalau ia tidak mau harga dirinya tidak terinjak mengapa gerangan ia membiarkan begitu saja ? Geram rasanya melihat lelaki tengil itu yang tak pernah mau membalas kepada semua yang mencaci, bahkan menorehkan luka yang teramat dalam.
"Mengapa kau tak melawannya ??"
"Aku tak ingin memberikan luka yang sama terhadapnya. Itu masalah sepeleh, nggak seharusnya dibesar-besarkan, juga kan ?" Jawabnya yang datar. Untuk beberapa kalinya aku dibuat geram dengannya. Rasanya ingin kutampar mukanya, biar tersadar. Dan tidak terintimidasi oleh sekitarnya.
"Ya nggak gitu juga, Martin. Aku ikhlas mereka melakukan itu kepadaku."
"Terus, apa yang aku lakukan kepada mereka jika dirimu menjadi aku Ndy ?"
"Aku bakal balas... hajar mereka lebih kejam dari yang aku lakukan. biar mereka tidak semena-mena terhadapku !" Jawabku yang begitu antusias.
"Tetapi aku tidak bisa Andy, karena..."
Aku memotong pembicaraannya, "Kamu pasti bisa. Aku yakin."
"Ya..., aku tidak bisa. Dan aku pasti bisa. Apakah kamu nggak memikirkan sedikit. Untuk apa kamu membalasnya ? Memang kamu akan merasa puas setelah melakukan itu. Dan mungkin mereka akan tunduk ketika kamu berjalan di depannya. Tidakkah kamu memikirkan. Bagaimana perasaanmu berada di pihakku yang merasa sakit, kemudian kamu menyakiti mereka dan pembalasan-pembalasan akan datang terus-menerus, kepadamu suatu saat nanti ?"
Aku masih terpaku terdiam ketika mendengarkan ia berbicara. Dibalik keluguan dan tengil. Dia begitu bijak menghadapi suatu permasalahan.
"Aku biasa-biasa aja Ndy. Karena aku yakin. Ada sesuatu yang lebih dariku, sehingga aku diinjak oleh mereka. Suatu saat ketika dia berada diposisi yang kita terima atas kelakuan mereka itu, mereka akan merasakan hal yang sama. Tinggal mereka nanti. Apakah mereka akan menyadarinya atau tidak. Percayakan saja kepada sang Pencipta dan ikhlaskan. Karena Dia akan meninggikan derajat orang yang sedang terinjak suatu saat nanti. Sungguh sayang tangan, kaki, dan mulut ini untuk mereka." Martin terkekeh.
Aku pun tersenyum.


-Selesai-







0 komentar:

Posting Komentar