Senin, 28 April 2014 | By: Unknown

World In Comedy - Part 1 : 28 April 2014


(Oleh: Andrew A. Navara)
 
Gayanya memanglah tegas, berpenampilan garang, memiliki potong cepak meskipun ia adalah wanita, dan juga salah satu keluarga dari anggota yang menjaga keutuhan negara ini. Mungkin kalian taulah siapa diantara mereka yang menjaga keutuhan Negara kita ini, Negara Indonesia. Ya..., memang terkadang tidak semuanya sih, anak dari sebagian orang-orang tersebut yang merasa/menganggap diri mereka berkuasa atas segalanya, merasa mereka dapat dilindungi dari segala apapun di belakang bayang-bayang dari orang tuanya (terkadang saja, orang tuanya yang memiliki tingkat jabatan yang terpandang lebih low profil jika dibandingkan anaknya yang tidak memiliki jabatan apapun).
Tapi lucunya..., ketika ia marah tidak menahu yang dimarahi itu benar atau salah..,  ia marah tidak pada tempatnya, kadang ia marah hanya untuk mencari kesalahan orang lain, bahkan parahnya menjatuhkan orang lain di hadapan orang lain juga untuk menunjukkan bahwa dia sangatlah kuat dan mengHARUSkan untuk disegani oleh siapapun.. !!
Dan tepat hari ini, aku mengetahui kejadian itu dari sahabat saya sendiri yang diperlakukan demikian. Ia dimaki-maki tanpa sebab. Memang..., permasalahan ini sangtlah sepele mungkin ?? Hanya saja menyuruhnya, tetapi tidak mengetahui siapa yang saat ini sedang melakukan kewajiban kerja yang ada di tempat itu. Teman saya memang tidak kerja saat itu, tetapi dia nyolot menyuruh. Gimana nggak kesel coba, bukan waktunya kerja, di suruh yang harus dilakukan dalam pekerjaan. Aneh kan ?? menyuruh tidak pada tempatnya.
Memang dia laki-laki dan yang kerja pada saat itu adalah perempuan. Dengan tanpa bersalahnya dari solotannya itu ia langsung menghina, "Kamu itu laki-laki atau bencong, atau banci, haaahh ?" Sungguh tak berperasaan  sekali ia. Sudah keberapa kali sahabat saya ini sudah menyimpan kesabaran, dan sudah menahan mau menerima segala apapun yang diperintah diluar jam kerja dilakukan olehnya. Namun kesabaran ia sudah terkikis oleh keadaan tampaknya, ia sudah lelah menghadapi itu semua, ia sudah merasakan atau mungkin sudah merasa mulai sadar bahwa ia sedang dijajah, diperalat. Ia pun pernah bilang, kesabaran orang itu tak pernah ada habisnya, namun ia bisa terkikis oleh keadaan. Orang sabar..., cobaannya semakin banyak, semakin lu sabar, semakin banyak cobaan dan semakin lu dijajah orang lain. Kesabaran itu bukan untuk dihilangkan, kesabaran itu haruslah dipelihara, karena sebenarnya kesabaran itu tidak akan pernah habis, karena dia akan ada untuk disetiap kondisi apapun itu. Memang sewaktu kesabaran lu menipis, dan lu dijajah orang tersebut. Lu akan ngerti arti dari sebuah kesabaran, dan arti mengerti dan memperlakukan diri lu sendiri kepada diri lu sendiri. Dan diri lu ke orang lain.
Mungkin pada saat itu kesabarannya sudah terkikis. Terbukti ketika ia diaktakan hal yang tidak seharusnya dikatakan itu di depan dua wanita lainnya. "Coba ngerti.. yang kerja saat ini siapa ?? jangan asal menyuruh orang.. !!"
Perasaan yang sangat terbakar ketika itu. Hingga ia berani berkata demikian. Dan lucunya lagi nih, salah satu wanita yang mengetahui itu tersenyum sinis, lalu menambahin mencari kesalahan. Miris sekali..., dimanapun ini pasti berlaku.
Kemanapun seorang berada bersama kelompoknya, ia pasti berani berbuat yang begitu anarkis, tetapi ketika ia hanya berdua dengan kata lain empat mata saja, ia pasti akan diam tertunduk dan tidak akan berbuat seanarkis seperti itu.
Ditambah lagi selalu menjadikan lokasi rumah sahabat saja itu menjadi sasaran tempat orang-orang anarkis, bajingan yang tak punya perasaan... !!  Inilah juga yang menjadi kelucuan dunia ini, tetapi bagaimana lagi bukan salah siapaun juga. Semua berpatokan kepada satu prinsip, dimanapun orang itu bermukim maka itulah cerminan dari orang tersebut. salah satu prinsip yang sering muncul bahkan dipercayai oleh sebagian banyak orang mungkin juga salah satua diantara kita, bukan ??
Tetapi prinsip itu tidaklah semuanya benar. Pasti akan ada beberapa di tempat ia bermukim itu yang masih baik dan tidak seburuk dengan pencerminan dari tempat itu... ! Saya paling muak sekali setiap orang mengatakan demikian, apa mereka tidak bercermin ?? sebagian yang mengatakan hal demikian itu kepada sahabat saya, ada yang salah satu di tempat ia berada lebih dan lebih bajingan lagi. Sangat disayangkan sekali bukan..
Dunia dalam komedi...
Ia akan berani anarkis terhadap orang lain jika ia bersama kelompoknya, tetapi ia tertunduk dengan sendirinya tak menahu apa yang harus dilakukan ketika hanya berhadapan empat mata saja. 
Benar.. setiap orang bolehlah untuk tegas... Tetapi tegas yang dilakukannya itu tidaklah benar... !! Lebih lucunya lagi, ia mudah tersinggung, mengapa ia suka meyinggung perasaan orang lain, tetapi dirinya mudah tersinggung jika disinggung orang lain, ia marah. Tidakkah lucu sekali bukan ?? Dan lebih lucunya lagi adalah ketika ia menyuruh orang lain, ia tak tahu mana yang harus disuruhya pada keadaan seperti itu, yang bukan tanggung jawabnya ketika jam itu, menjadikannya tanggung jawabnya. Tentu siapapun tidak akan mau, jika pada saat dimana orang itu tidak ada tempat tersebut menjadi taggung jawabnya. Jangankan tidak ditempat itu, diluar jam dimana ia bekerja saja tentunya tidak mau bukan. Dan tentunya juga yang menjadi tanggung jawab adalah seorang yang memiliki tugas di sana dan pada saat jam ia bekerja juga.. !! Terkecuali, jika pemilik/usahawan. Ia memiliki tanggung  jawab penuh baik ada, tidak ada ditempat, tepat atau tidak tepat ketika jam kerja dari karyawan yang ia punya.
Jangan melihat dari covernya.., sering terucap dari siapaun, mungki salah satu dari kita munkin ?? Ahh.. bulshit… omong kosong..., justru mereka melihat covernya dulu tanpa melihat apa yang ada di dalam masing-masingnya. Judge demi judge yang dilontarkan sebelum ia melihat apa yang sebenarnya terdapat dari masing-maisng orang yang berbeda...

- Selesai -




1 komentar:

Kamiluddin Azis mengatakan...

Hehe, saya yakin celotehmu bisa menyusup ke dalam hati siapapun yg merasa tersindir. Jleb banget rasanya...

Posting Komentar