Negeriku…
Hebat nian orang-orang di negeriku. Mereka berkata
membantu mewujudkan impian disaat ia belum meraih kejayaannya. Jangankan untuk
meraih kejayaan, saat ia menaiki sedikit tanda kesuksesan saja ia meninggalkan
enggan tuk membantu.. terlebih dengan tutur bahasa yang berbeda. Bahasa yang
lebih keras tak selembut ketika ia masih berada di bawah.
Alih-alih dg alasannya.. ia sekarang terlalu sibuk.. Saking sibuknya ia enggan berbagi.. saking sibuknya ia terlalu fokus.. lupa dengan janji. Sebagaimana yang ia tahu, janji adalah bagian daripada hutang.
Orang dalam negeriku memang hebat!!Alih-alih dg alasannya.. ia sekarang terlalu sibuk.. Saking sibuknya ia enggan berbagi.. saking sibuknya ia terlalu fokus.. lupa dengan janji. Sebagaimana yang ia tahu, janji adalah bagian daripada hutang.
Disaat ia membutuhkan, ia ingat akan janjinya.
Disaat ia berada dipanggung megah ia lupa dan dengan khas kata-katanya,
"Kalian yang butuh saya, maka tanpa saya meminta. Kalian akan datang.
Tidak adanya kalian/Anda. Kami bisa dan akan ada."
Ahh... mereka melupakannya lagi disaat mereka berada di bawah dulu.
Ahh... mereka melupakannya lagi disaat mereka berada di bawah dulu.
Jika pun ada.. orang yang masih peduli dengan
orang lain (bukan pada golongan atau komunitasnya)... orang yang masih ingat
ketika ia berada dikejayaannya atau saat ia baru menapaki kejayaa nya dan
selalu ingat akan dimana asal dia, janji, orang terdekat, dan mau mengakui ia
masih butuh dan apa yang diberikannya adalah bagian dari apa yang didapaykannya
(bukan merendahkan diri)... di negeriku jumlah orang tersebut hanya segelintir
yang dapat dihitung jari.. bukan lagi dihitung dengan rumus yang membingungkan
sebagaimana dalam matematika, fisika.
Pintaku padaNya. Beri jumlah tak terhingga untuk
mereka yang kini hanya bisa dihitung dengan jari.
-Andrew A. Navara-
0 komentar:
Posting Komentar