Aku
tidak sedang menciptakan musuh. Namun musuh tercipta dengan sendirinya karena
apa yang telah dilihat dan dirasa pada apa yang kulakukan kepadanya.
Hati
sudah berhati-hati untuk memerikan rasa kepadanya, tetapi apa dikata? Tetap
saja, hati dikoyak olehnya. Didiamkan, malah menjadi. Didiamkan malah harga
diri diinjak dan terasa sekali harga diri tergadaikan. Aku tahu, bertindak sama
halnya dengan menujukkan kelemahan dan tidak akan menyelesaikan segalanya.
Namun, apa yang akan terjadi bila tidak ditindak.
Berjalan salah. Berdiam lebih
salah. Ber-emosi, malah tambah lebih dari bersalah. Ya ..., menyelesaikan
permasalahan hendaknya dengan pikiran yang tenang dan menyikapi dengan baik.
Energi-energi positif hendak diraih, hendak didapat sebanyak-banyaknya,
tentunya.
Namun, apa dikata? Emosi yang
mengagahi dan mengambil kuasa penuh pada diri, susah dirobohkan. Sekalipun
dengan berbagai macam doa-doa atau pun ritual apapun.
Aku begitu ingat akan kata seorang
teman, sahabat. Ia pernah berkata, "Kamu tak akan bisa mengetahui mana
sahabatmu, mana kawanmu, bila kamu tak menciptakan 1000 musuh."
Memang begitulah di dunia ini.
Susah mencari sahabat yang benar sahabat. Bak mencari jarum kecil dalam
tumpukan jerami. Bak mencari intan yang tenggelam pada daratan laut.
-Andrew A. Navara-
0 komentar:
Posting Komentar