Aku tersenyum. Kadang
geram juga. Namun aku beruntung. Sebab aku masih diberi kesadaran, bahwa ilmuku
belumlah tinggi, belum banyak, masih kurang, belum sempurna, seperti yang lain.
Aku lihat.
Disekelilingku tadi. Seorang gadis dan laki-laki yang kurasa masih remaja dan
berumur belasan tahun atau bisa saja hampir habis masa tahun belasan tahun
menjadi puluhan dengan jumlah angka di depannya yang berangka dua.
Mereka cukup meninggi
hati terhadap apa yang sudah mereka dapat. Mereka belum tahu, bahwa di luar
sana masih banyak jumlahnya orang yang memiliki hal
yang lebih dan bahkan lebih dari yang mereka kira... yang mereka sombongkan.
Sudahlah….
Kita juga individu yang berbeda dengan pembawaan dan pemikiran yang beda pula.
Dipaksa pum tak akan kunjung menemukan muaranya yang sama.
Yang
dapat kita lakukan, cukup untuk tetap merendah hati, bukan merendah diri.
Merasa kurang akan ilmu atau apa yang sudah dicapai, tetapi tetap lebihkan
syukur. Merasa kurang tak berarti itu semua hal tentang negatif, ada pula yang
positif. Tergantung kita memandang dari sisi yang mana.
-Andrew
A. Navara-
0 komentar:
Posting Komentar