Kamiluddin Azis Silakan
ajukan pertanyaan yang berhubungan dengan dunia menulis dan penerbitan di
komentar di bawah. Tunggu jawabannya terlebih dahulu sebelum mengajukan
pertanyaan selanjutnya, ya.
Kamiluddin Azis Sebagai
pertanyaan pembuka, ini dari saya nih, Mas.. Mas ini kan awalnya penulis novel
komedi ya.. kok bisa ya banting setir ke genre romantic seperti ini, udah gitu
novelnya keren dan laris pula. Memangnya lebih mudah menulis cerita cinta
daripada cerita komedi ya, Mas? Perbedaan yang paling mencolok dalam proses
penulisannya apa nih Mas Robin Wijaya?
Gagak Sandoro Ikut nanya. Dalam genre romance
unsur penting dalam naskah itu diksi atau apa ya, Mas?
Petra Shandi pertanyaan saya berapa lama proses
produksi novel "Before You" dan bagaimana prosesnya hingga diterima
gagas. hhhehe
Marlyn SaimaruChrist BlueAngel
Pertanyaanku selama beberapa bulan ini;
Bagaimana caranya tembus penerbit mayor Kak? Terutama lewat cara umum, yaitu kirim via pos. :D
Bagaimana caranya tembus penerbit mayor Kak? Terutama lewat cara umum, yaitu kirim via pos. :D
Robin Wijaya Saya jawab
satu-satu ya. Oh ya, pertanyaan-pertanyaan di wall post sebelumnya saya gabung
jadi satu aja disini biar nggak pusing bolak-balik :)
Robin Wijaya Kamiluddin Azis nulis komedi itu waktu SMA sampai
sekitar tahun 2005-an. Sebenernya lebih sering nulis naskah parodi atau
plesetan-plesetan film yang udah ngetop. Saya baru mulai nulis romance dan yg
agak serius sekitar tahun 2010, itu pun awalnya karena untuk keperluan
kompetisi. Perbedaan paling mencolok yg pasti sesuai dengan genrenya. Romance
lebih banyak berkutat di seputar karakter dan konflik antar tokoh. Sedangkan
komedi dari pengalaman saya menulis dulu lebih bebas dan ekspresif (tapi juga
jangan eksplisit)
Robin Wijaya Gagak Sandoro nggak harus selalu ngutamain diksi kok.
Diksi cuma bagian dari gaya menulis si penulisnya aja. Coba baca banyak-banyak
novel romance deh. Nggak semua novel romance ditulis dengan puitis kok. Tapi
sesuai dengan namanya "novel romance", berarti sebisa mungkin ada
part atau scene romantisnya, dan yang pasti mengangkat konflik cinta para tokoh
utamanya :)
Robin Wijaya Petra Shandi sebelumnya diralat dulu ya, judulnya
"Before Us" loh, bukan Before You. Hehehehe. Proses nulisnya cukup
panjang, sampai sekitar 2 atau 3 bulan, dan itu pun belum termasuk proses
revisi. Novel ini pernah masuk 20 besar kompetisi 100% Roman Asli Indonesia nya
GagasMedia, dan akhirnya diterbitkan oleh pihak Gagas :)
Wahyu Susanto kalau menulis romance, supaya tidak
terjebak ke dalam kisah cinta yg gitu2 aja, gimana caranya?
Petra Shandi ooh jadi karena masuk 2 besar
kompetisi itu, makanya gagas nerbitin novel mas Robin
Wijaya? keren dah
Petra Shandi eh 20 besar! hahah
Robin Wijaya Marlyn
SaimaruChrist BlueAngel Marlyn ada niat mau kirim kemana?
Saran aku sih, sebelum ngirim, baca dulu novel-novel terbitan penerbit yg kamu
tuju. At least, biar kamu tahu standar novel yang diterima penerbit tersebut
seperti apa. Itu akan lebih mencerahkan kamu sebelum mengirim naskah ke sana. Intip
juga novel2 best seller dan penulis2 kebanggan dari penerbit tersebut. Semakin
banyak kamu baca, akan semakin mengerti standar penerbit tersebut. Lewat pos
email? Tergantung ketentuan penerbitnya :)
Petra Shandi ada pertanyaan lain.. gimana
caranya PDKT sama penerbit mayor plus para editornya?
Robin Wijaya Wahyu Susanto jangan nulis yang itu-itu aja, jangan
baca yang itu-itu aja, jangan nonton yang itu-itu aja :)
Tha Artha Copas pertanyaan si Ali Sakit Wirasatriaji: Pertanyaan saya,
-- Sebelum anda berkarya di dunia tulis, lalu memulai menulis, boleh tau tujuan anda saat itu? Lalu ketika sekarang sudah menghasilkan karya nyata, apa tujuan anda. Apakah masih sama seperti dulu? --
terima kasih :)
-- Sebelum anda berkarya di dunia tulis, lalu memulai menulis, boleh tau tujuan anda saat itu? Lalu ketika sekarang sudah menghasilkan karya nyata, apa tujuan anda. Apakah masih sama seperti dulu? --
terima kasih :)
Marlyn SaimaruChrist BlueAngel Oh, begitu
yah kak. Berarti aku harus banyak belajar dengan penulis lain. :D
Kakak, aku boleh minta pendapat kakak gak? Aku sempat baca salah satu posting yang katanya sekarang fiksi indonesia semakin buruk. Sudah jauh dari sastra karena lebih banyak mementingkan cerita. Sebenarnya aku sempat down baca posting itu. Menurut Kakak bagaimana?
Kakak, aku boleh minta pendapat kakak gak? Aku sempat baca salah satu posting yang katanya sekarang fiksi indonesia semakin buruk. Sudah jauh dari sastra karena lebih banyak mementingkan cerita. Sebenarnya aku sempat down baca posting itu. Menurut Kakak bagaimana?
Gagak Sandoro Sampai sekarang yang paling susah
itu penguatan latar. Supaya lattar itu bisa beras feelnya gimana, Mas?
Robin Wijaya Petra Shandi gimana ya PDKT nya? kayaknya nggak ada
proses PDKT deh. Penerbit yg baik selalu terbuka dengan karya-karya penulis
baru/ pemula. Setahu saya, banyak penulis2 GagasMedia atau Gramedia Pustaka yg
bahkan karya pertamanya diterbitkan oleh penerbit2 tersebut dan awalnya mereka
bukan penulis yg sudah punya karya lebih dulu.
Robin Wijaya Tha Artha nggak harus kok. Saya juga masuk naskah
dulu baru kenal sama penerbit dan editornya :)
Tha Artha Untuk proses ngetik naskah, gimana
caranya? Kapan? Aku sering ngetik malam sebelum tidur, tapi cuma bertahan 2-3
jam, setelah itu...tepar! Ngantuk
Tha Artha Lalu agar proses pengetikan naskah
lancar jaya, bagaimana tipsnya? Ideku sering berhenti di tengah jalan
Robin Wijaya Tha Artha & Ali Sakit
Wirasatriaji niat awalnya untuk berbagi, dan saya suka kalau orang mau
membaca karya saya kemudian mengapresiasi. So far masih seperti itu kok. Kalau
pun nanti saya lebih berkembang lagi, tujuannya masih sama 'berbagi' hanya
diperluas lagi, misalnya jadi 'berbagi ilmu' :)
Robin Wijaya Gagak
Sandoro banyak baca dan banyak berlatih. Semakin banyak buku yg dibaca,
semakin banyak referensi bahasa dan kata yg bisa kita gunakan. Terus, latihan
deh :)
Petra Shandi Mas Robin kapan meluangkan waktu
untuk menulis, tentunya mas Robin punya aktivitas lain yg sama sibuknya donk?
apakah malam? atau sela2 jam kerja mungkin? atau subuh? hiihih
Wahyu Susanto iya tuh, gimana caranya supaya
nulisnya lancar. seringkali kan mandeg di tengah jalan
Kamiluddin Azis Mas Robin Wijaya kenapa Before Us mengangkat tema yg
menurut saya tidak biasa dan di masyarakat tertentu justru belum bisa menerima
kehadiran kehidupan seperti itu? Ada beberapa buku yang pernah mengangkat tema
/ tokoh seperti 2 lelaki dalam Before Us, dan laris di pasaran. Apakah sebagai
penulis Mas menganggap masyarakat/pembaca kita sudah bisa menerima
'perbedaan'itu dan kemudian menganggapnya 'biasa'? Atau justru ada tujuan
tertentu untuk mengubah yg 'tak biasa' itu menjadi 'biasa'? Atau hanya karena
tema/tokohnya saja yg unik yg menjadi pertimbangan Mas untuk menciptakannya?
Robin Wijaya Tha Artha Wahyu Susanto
editor dan beberapa penulis yang saya kenal selalu menyarankan untuk membuat
outline lebih dulu sebelum menulis. Dan itu juga yang sekarang sedang saya
terapkan. Coba buat gambaran bagaimana kamu akan memulai dan mengakhiri
ceritanya, bagaimana cerita tersebut berjalan dan bagaimana konflik memuncak.
Semandeg-mandegnya, at least kita sudah punya jalan cerita yang bisa
dikembangkan :)
Robin Wijaya Marlyn SaimaruChrist BlueAngel aku kurang paham,
sastra seperti apa dulu yang dimaksud? Kalo dinilai kurang bagus, saya kurang
setuju. Buktinya penerbitan dan jumlah penulis di Indonesia makin tahun makin
bertambah. Aku pikir, itu masalah selera dan perkembangan trend dan jaman
Petra Shandi iya.. sempat terkejut dengan jalan
cerita yg "gak biasa" seperti itu. tapi yaitu... ternyata mas Robin Wijaya sukses membuat bikin pembaca semakin
penasaran.
Robin Wijaya Tha
Artha Petra Shandi fleksibel
aja, tergantung stamina. Saya paling nggak kuat kalo nulis dalam keadaan
ngantuk atau sakit kepala.
Petra Shandi denger2 mas
Robin Wijaya lagi nyiapin novel baru ya?
kasih bocoran donk hehhe
Robin Wijaya Kamiluddin Azis sejujurnya waktu pertama nulis Before
Us, saya cuma berpikir untuk kepentingan kompetisi saya perlu menulis sesuatu
yang berbeda/ tidak biasa. Tapi setelah masuk proses revisi dan diskusi dengan
editor, saya baru sadar kalau akan ada banyak orang yang membaca buku ini dan
memberikan pandangannya. Kalau dibaca berulang-ulang, pasti tahu deh apa pesan
yg saya sampaikan lewat cerita tersebut (dan jangan terpaku sama Agil nya aja
ya)
Kamiluddin Azis Sudden
Death ya Mas, hehe ...
Robin Wijaya Petra Shandi at least penasarannya nggak bikin kesel
sama bukunya kan? :p
Robin Wijaya Wahyu Susanto indeed, kayaknya semuanya juga sama tuh
:p
Kamiluddin Azis Iya Mas...
hemh... Ternyata naskah yg masuk 20 besar saja bisa lebih ngetop daripada 3
besar. Pada awalnya apa ya kurang dari Before Us, kok gak masuk 3 besar ya Mas?
Robin Wijaya Petra Shandi yep, ada yang rajin mantau fanpage nya
GagasMedia? Lagi rame proyek gagasduet kan ya. I'll be one of them loh, tunggu
aja kelahiran novel duet saya :D
Robin Wijaya Alin You hallo juga Alin, sudah tamat berapa kali nih
baca Before Us nya? :p
Kamiluddin Azis Kalo Mas Robin Wijaya baca karya Petra
Shandi, ada beberapa yg nyerempet bahaya, hahaha.. setipe ma Agil dan
Radith..
Petra Shandi satu masalah saya mas Robin Wijaya...saya bosenan. setiap menulis novel
selalu mandeg tengah jalan. ada solusi gak?
Robin Wijaya Marlyn SaimaruChrist BlueAngel amiiinnn... kalo emang
diijinkan Tuhan, kenapa nggak :)
Robin Wijaya Kamiluddin Azis juri pasti punya penilaian sendiri
ya, dan buat orang yang novelnya pernah ditolak sama penerbit major, saya
senang sekali bisa masuk 20 besar :)
Kamiluddin Azis MAs itu
yang ngeset jadi 3 sekuel idenya Mas sendiri atau masukan dari editor... kirain
di sekuel 2 udah tamat, eh ternyata ada lanjutannya, hihi..
Robin Wijaya Petra Shandi plot-kan naskah kamu (buat outline), dan
tulislah sesuatu yang menarik dan kamu sukai :)
Gagak Sandoro Pengolahan konflik pada genre
romance kan terkesan gitu aja. Cara untuk cari konflik itu gimana ya?
Alin You Anyho, sukses buat Before Us nya. Kalo
udah keluar novel duetnya, tag aku ya, Mas. Ditunggu kuis spt Before Us.
Hehehe...
Robin Wijaya Kamiluddin Azis 4 bagian maksudnya? Bagian 1, 2, 3
dan 4? Aku sendiri dan emang direncanakan begitu. Coba deh sekali-kali baca
Before Us dengan tidak runut. Misalnya, mulai di bagian 3, terus ke bagian 2, 1
atau 4. Kamu bakal tetep ngerti loh jalan ceritanya. Karena setiap bagian bisa
berdiri sendiri dan konsepnya memang seperti film yang dibuat per-episode
Kamiluddin Azis Duet?
wow!.. hehe iya 4 bagian... oh iya ya, sy gak ngeh kalo bisa dibaca lompat2
seperti novelet sendiri2 gitu... ntar saya coba baca ulang.. Saya nanya lagi
nih, Mas biasanya beresin dulu garap 1 novel sampai selesai atau pada saat
boring atau ada ide lain, mampir dulu buat novel/tulisan lain? Dan kenapa
begitu?
Robin Wijaya Gagak Sandoro buat aku konflik itu selalu jadi ide
utama. Misalnya di Before Us, ide utama aku adalah tentang perselingkuhan yang
dilakukan oleh si suami. Konflik itu nanti dikembangkan jadi novel. Bukan
ditulis dulu terus udah sampai tengah2 baru cari konflik
Robin Wijaya Alin
You pasti Alin, mudah2an nggak lama lagi ya, kata editor
sih tahun ini terbitnya :)
Alin You Oya, mumpung masih nyantel di
kepalaku. Apa yg Mas Robin bilang ttg buat outline dulu trus sodorin ke
penerbit juga pernah dikatakan oleh seorang penulis senior. Jadi dgn outline
itu kita bebas mengirimkan ke lebih dr satu penerbit ya, Mas? Kalo ada penerbit
yg tertarik, baru deh bikin ceritanya. Begitu ya?
Robin Wijaya Petra Shandi amiinn... share ide nggak apa2 kok :)
Robin Wijaya Kamiluddin
Azis biasanya sih 1 novel dulu sampai selesai, karena
khawatirnya karakter si tokoh yg lagi ditulis jadi tercampur dengan karakter
tokoh dari novel lain. Kalo boring, paling nonton DVD, baca buku dan cari temen
ngobrol
Robin Wijaya Alin You kalo itu, aku kurang tahu. Mungkin ada
negosiasi seperti itu. Kalo mengirim naskah yg sama ke penerbit yg berbeda,
usahakan jika salah satu penerbit sudah menerima, langsung segera menghubungi
penerbit yg lain untuk pembatalan
Robin Wijaya Kamiluddin Azis aku belum punya novel komedi.
Tulisan2 komedi yg dulu berupa naskah-naskah parodi :)
Alin You Iya, penasaran juga dgn novel
komedi ala Mas Robin Wijaya. Bisa kasih bocoran judul novelnya, Mas? Biar lebih
mudah 'berburunya'.
Kamiluddin Azis oh gitu ya,
hehe tetep pengen baca! Mas Robin Wijaya awalnya
suka menulis cerpen atau langsung novel? Menurut Mas Robin nih, apakah euforia
lomba menulis terutama di fb saat ini bisa benar2 dijadikan sebagai ajang
belajar dan unjuk kebolehan? Menurut pendapat Mas, apakah novel2 yg ditolak di
penerbit mayor yg kemudian diterbitkan secara indie/self publishing itu bisa dikatakan
setara dengan novel yg diterbitkan di penerbit besar? hehe borongan..
Robin Wijaya RM Prast Respati Zenar kamu lebih suka gaya bahasa yg
seperti apa? mulailah dan akhiri dengan yg seperti itu. ada sebagian orang yg
menyukai bahasa yg puitis, tapi ada juga yang lebih menyukai gaya bahasa yg
flow dan ringan :)
Kamiluddin Azis Selain
karena masuk 20 besar di lomba Gagas, apakah Mas pernah kirim ke penerbit
tetapi kemudian ditolak? Lalu gimana nasib naskah itu?
Kamiluddin Azis Pertanyaan
dari Bunda Asni Ahmad Sueb trims kesempatannya
buat bunda, tanya bunda ga banyak kok
1, gimana bisa memulai cerita dengan indah, hingga dipragrap pertama bisa membuat orang berdecak kagum,
2. Haruskan membuat novel dengan bahasa sastra seperti puisi
3. atau memeulainya dengan percakapan
5. gimana membuat ending sebuah cerita yang bagus dan berkesan namun terlihat menggantung..
1, gimana bisa memulai cerita dengan indah, hingga dipragrap pertama bisa membuat orang berdecak kagum,
2. Haruskan membuat novel dengan bahasa sastra seperti puisi
3. atau memeulainya dengan percakapan
5. gimana membuat ending sebuah cerita yang bagus dan berkesan namun terlihat menggantung..
Robin Wijaya Asni Ahmad Sueb
1, gimana bisa memulai cerita dengan indah, hingga
dipragrap pertama bisa membuat orang berdecak kagum---buat paragraph pertama
yang mengundang rasa penasaran orang untuk mau terus membacanya
2. Haruskan membuat novel dengan bahasa sastra seperti
puisi---tidak harus, banyak kok novel yg nggak puitis tapi tetap asik dan enak
dibaca
3. atau memeulainya dengan percakapan---bisa aja,
kebetulan novel duet saya yg bakal terbit nanti dimulai dengan dialog dan tanpa
monolog satu kalimat pun
4. gimana membuat ending sebuah cerita yang bagus dan
berkesan namun terlihat menggantung---honestly to say, aku kurang suka cerita
yg endingnya ngeggantung, dan belum pernah nulis cerita dengan ending seperti
ini. Kalo bunda Asni ada referensi, boleh juga untuk di-share :)
Robin Wijaya Kamiluddin Azis cerpen/ novel? saya suka dua-duanya,
dan sensasi menulis keduanya juga berbeda :)
Robin Wijaya Kamiluddin Azis soal lomba menulis di FB? Saya memang
berangkat dari event2 menulis di FB. Antologi2 pertama saya terbit dari lomba
menulis di FB juga. Group UNTUK SAHABAT dan TAMAN SASTRA yang awalanya
memperkenalkan saya dengan dunia menulis. Mas Dang Aji dan Mbak Jazim salah
satu yg tahu awal mula saya menulis. Bisa lihat juga Aiman
Bagea yg sekarang sudah punya novel solo. Belajar bisa lewat mana saja,
yang penting jangan berhenti belajar :)
Robin Wijaya Kamiluddin Azis agak sulit kalau harus menilai novel
yg diterbitkan oleh penerbit major ataupun self publishing. Kadang, ada novel2
indie yg punya kualitas bagus dan layak terbit lewat penerbit major. Tapi yg
pasti, buat saya pribadi ada kebanggan dengan menerbitkan secara major karena
selain sudah melewati proses seleksi yg cukup ketat lebih dulu, naskah kita pun
diperlakukan dengan baik dan melalui proses edit dan revisi lebih dulu oleh editor
:)
Robin Wijaya Kamiluddin Azis tahun 2007 novel romance remaja saya
ditolak oleh GagasMedia. Naskahnya masih ada di rumah, dan mungkin someday akan
saya perbaiki :)
Kamiluddin Azis Wah
sepertinya Jam tangan Mas Robin Wijaya sudah
berjalan normal kembali, hehe. 1 Jam lebih sudah lewat. Banyak pertanyaan yang
masuk yang memang menjadi kendala kita selama ini, sebagai penulis pemula kita
tentu haus akan ilmu. Dan ilmu itu tidak hanya bisa kita dapatkan dari
buku-buku atau modul-modul kepenulisan, tetapi juga dengan cara banyak membaca
karya orang lain, sering berlatih menulis, dan bergaul dengan orang-orang yang
memiliki hobi, visi dan misi yang sama dalam menulis, sering berdiskusi
terutama dengan mereka yang sudah berhasil akan sangat menambah wawasan kita.
Cari partner yang bisa saling memberikan masukan dan koreksi akan karya kita.
Kalau istilah kang Aming sih Berkarya bersama sahabat. Cari soulmate kamu dalam
menulis. Terima kasih banyak Mas Robin Wijaya atas waktu, kesempatan dan berbagi
pengalaman yang sangat menginspirasi kami semua. Semoga Mas selalu sukses
dengan karya2nya. Mendapat hati di setiap pembaca dan pencinta buku di tanah
air, dan di mana saja. Bisa minta saran atau apapun yg mungkin bisa membuat
kami selalu bersemangat dalam berkarya?
Vinny Erika Putri Mas Robin Wijaya, aku paling "mati-matian"
kalo garap genre komedi ataupun fantasi. Soal komedi, bagaimana cara membuat
alur cerita yang lucu tanpa terkesan "dipaksakan" lucunya? Makasih
buat link-nya Gagas Medianya. :D
Robin Wijaya Sama-sama Kamiluddin Azis dan teman-teman. Karena saya juga
masih terus belajar, mungkin yang bisa jadi point utama adalah selalu melatih
skill dan menambah ilmu dari siapapun itu :)
Robin Wijaya Dan well,
jangan lupa beli dan baca novel terbaru saya yg akan terbit tahun ini juga.
Kali ini project gagasduet bersama salah satu penulis GagasMedia. Kalo udah
siap terbit, nanti aku share di sini cover dan sinopsisnya. Thank you :)
Sumber : Group FB
Inspirasi-Ku
Edited By : Andrew A. Navara
0 komentar:
Posting Komentar