Engkau tak butuh ...,
menjadi siapapun untuk menjadi sesuatu. Kau hanya butuh pada apa yang kamu mau
dan kamu inginkan dengan cara mengimplementasikannya menjadi suatu kata
keterangan atau kata benda, untuk nantinya itu.
Menjadi dan
mengikuti yang bukan maumu (baca:hanya menyenangkan hati seseorang, atau biar
dianggap keren dan menawan), itulah sangat sia-sia pada akhirnya nanti. Mungkin
kau tak akan menyadarinya saat ini.
Bisa saja satu
sampai sepuluh tahun ke depan. Kita tidak akan pernah tahu, mengenai apa-apa
yang terjadi di masa depan. Namun, masa depan sangatlah perlu untuk diketahui
pada perencanaan yang kita susun di masa sekarang ini, guna ke depan yang
tentulah disebut dengan masa depan.
Tentu saja,
ketika kau menjadi dan mengikuti yang bukan maumu, itu bagaikan boneka yang
digerakkan atas kemauan orang lain. Kau tak bisa menggerakkan apa yang
sebenarnya ada pada dirimu itu.
Menjadi keren,
bukan berarti seperti yang kau lihat, akan tetapi tak cocok untukmu (dan itu
menurutmu di suatu saat, yang yaa, meskipun egomu berkata berlawanan pada
realitanya) dan lebih dari itu semuanya, kau sendiri tak menyukainya, bukan? Kita
pada awalnya adalah penentu pada apa yang kita mau . Dan, lama-kelamaan awal
itu akan dikaburkan (mungin tidak hanya dikaburkan, ada juga yang dihancurkan
sehancur-hancurnya) ..., kemudian diberikanlah suatu titik terang.
Titik yang
memang itu adalah bagian dari kemauan dan keinginan yang sebenarnya. Titik dari
bagian diri kita yang terkadang kita sendiri tak pernah, atau terkadang sulit
untuk dapat menyadarinya.
Pertama:
dimunculkannya kebebasan; Ke-dua:
dikaburkan dan bisa saja dihapuskan; Ke-tiga:
dimunculkan olehNya atas perjalanan-perjalanan panjang yang sudah dilaluinya
secara bertahap tanpa disadarinya; Ke-empat:
kembali diberikan kebebasan lagi.
Siapapun tak
dapat mengetahui hal yang semacam itu. Sekalipun itu dengan penulis. Ya ...,
'penulis', bukan 'Penulis'.
-Andrew A. Navara-
#A010918
#AndrewANavara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar